Tinggi Rendahya Martabat Berdasarkan Busana

      Busana merupakan salah satu pusat peradaban budaya Jawa yang besar, Kasunanan Surakarta Hadiningrat juga mempunyai busana khas yang dikenakan didalam lingkungan kehidupan di keraton. Busana khas keraton itu memiliki filosofi tersendiri. Oleh karena itu penggunaannya pun disesuaikan menurut strata sosial, kedudukan, dan pangkat pemakai busana tersebut, serta berdasarkan kebutuhan dan tujuannya. Sri Susuhunan Pakubuwana IX pernah bersabda sebagai berikut: “nyandang nganggo iku dadya sarana hamengku mangusa jaba jero. Marmane pantese panganggonira. Trep pangentraping panganggon, cundhukna kalawan kahaning badanira apadene pangatira”. Yang artinya: berbusana itu menjadi sarana menjaga setiap manusia, baik luar mapun dalam. Berbusana harus disesuaikan dengan kondisi keadaan dan pangkat.

     Maksud dari sabda diatas adalah pakaian merupakan sebuah identitas setiap manusia dan sebagai media untuk menjaga kepribadian baik lahir maupun batin. Maka dari itu busana yang dikenakan di lingkungan Kasunanan Surakarta Hadiningrat bergantung pada kedudukan atau status warga keraton. Misalnya, untuk busana raja tentunya berbeda dengan busana warga keraton yang lain. Dalam tradisi Jawa, busana mencerminkan karakter dan harga diri seseorang, seperti dalam bahasa Jawa ‘ajining raga saka busana’.

Comments