what day is it
and in what month
this clock never seemed so alive
...(You
And Me-Lifehouse)
“Wil,
mau ga jadi istri aku?” Aku tersentak kaget kata-kata itu membuyarkan
lamunanku. “Kamu kenapa?” Kau menggenggam tangan ku lembut, aku tak mampu
menjawab satu katapun. Hanya senyum simpul. Aku tak tau harus menjawab apa,
sementara aku melihat kedua matamu yang sedang berharap jawaban. “Maaf, bisakah
kau memberiku waktu untuk jawaban semua ini?” akhirnya aku menemukan kalimat
yang tepat. “Anytime, sayang ..”
“Nite..” di depan rumahku sambil memegang tanganku. “iya, makasih. Hati-hati ya mas..”. Kemudian kau pergi dengan Chevrolet mu, aku langsung masuk rumah dan
hendak menuju ke kamar. “Dari mana tadi Dek? kok pulangnya malem banget?”
tiba-tiba Ayah menghentikan langkahku. “Ayah belum tidur? Tadi Willa abis lembur,
trus diajak dinner sama Mas Bayu, maaf ga ngabarin Ayah sama Ibun, soalnya handphone Willa mati”, langsung kujawab
dengan tenang pertanyaan Ayah sebelum pertanyaannya bakal lebih panjang.
Segera
aku beranjak ke kamar ku, ternyata ayah malah bertanya lagi “Trus si Bayu ga
disuruh mampir dulu?” “Ga, Yah. Udah malem, capek juga mas Bayu nya. Willa ke
kamar dulu ya, mau nyiapin file buat presentasi besok. Selamat malam Ayah” ku
kecup pipi Ayah. Cara menghindar dari pertanyaan-pertanyaan ayah paling ampuh.
Aku langsung beranjak masuk kamar dan merebahkan diri di kasur dan mengisi daya handphone ku. Memikirkan jawaban apa
yang harus ku beri ke mas Bayu. Tiba-tiba hand
phone ku berdering, ku lihat ternyata Salsa meneleponku.
“Hai, Wil. Kok dari tadi hand phone kamu ga
bisa dihubungin?”
“Eh
iya Sa, dari tadi handphone aku
mati, ini baru sampe rumah, gimana Sa? kenapa?”
“Tadinya
sih aku mau ke rumah, tapi kamu ga bisa dihubungin, ya ga jadi deh. Aku pengen
curhat nah ..”
“Yaelahh,
curhat biasanya juga via watsap, nggaya banget pake mau ke rumah segala..
hahahahaa” candaku. “Mau curhat apa emang beb?”
“Besok
aja deh, pas break kerja aja ya, ketemuan dimana gitu”
“Siap
bos ku..” mengkhiri telepon.
Kemudian
aku mulai memejamkan mata. Tiba-tiba handphone ku berdering lagi. Ku baca pesan masuk dari mas Bayu. “Besok pagi mas jemput ya”. Tak kubalas pesan itu, karna sudah sangat mengantuk. Mas Bayu dan
Salsa adalah temanku sejak SMP. Waktu itu aku baru pindah dari Surabaya. Ayahku pindah
kerja di daerah Yogyakarta. Ayah ku sering berpindah-pindah tugas, sehingga
akupun sering berpindah-pindah sekolah. Dan sekarang sudah menetap di
Yogyakarta.
Kota
yang kebanyakan orang bilang kota Istimewa, kota tempat para seniman berkumpul.
Kota dimana para pribumi berjuang mempertahankan adat dari derasnya arus
globalisasi yang masuk melalui pendatang yang menjelma menjadi pelajar. Mas
Bayu dan Salsa adalah teman ku yang paling dekat. Hingga sekarang kami tumbuh dewasa dan sudah bekerja, tapi kami masih meluangkan waktu
untuk berkumpul sekedar nongkrong atau menghabiskan akhir pekan bersama.
Keluarga kami juga sudah saling mengenal satu sama lain.
Keesokan
paginya. “Assalamualaikum..” suara mas Bayu terdengar dari ruang tamu.
“Waalaikumsalam, masuk mas, sarapan dulu yokk..”, tak lama kemudian ia sudah
duduk di sampingku untuk sarapan bersamaku. Ya karena memang udah terbiasa
begitu, mungkin karena udah saling kenal satu sama lain. Selesai sarapan Mas
Bayu langsung mengantarkku ke kantorku yang kebetulan searah dengan kantornya.
***
“Gimana
Sa? katamu kemarin mau curhat. Penting banget kayanya sampe dateng ke rumah gitu?
eh, aku juga mau cerita sesuatu” aku memulai obrolan.
“Iya nih, aku lagi suka sama seseorang”
“Alhamdulillahhh
... hahahhaa”
“ih kamu mah, jangan gitu toh..”.
Aku ikut senang jika sahabat
ku yang satu ini sedang jatuh cinta, karena setau ku Salsa bukanlah perempuan
yang gampang jatuh hati pada laki-laki. Beberapa teman sekantor yang aku kenalkan sama Salsa
tak ada satupun yang berhasil. “Yawis, gek cerita. Selak masuk kantor lagi nah..” potong ku kemudian minum jus orange kesukaanku.
“Aku
lagi suka sama Mas Bayu” sambil senyum-senyum.
Mendengar itu aku langsung terbatuk karena terkejut. “Willa.. pelan-pelan dong, kok sampe langsung batuk-batuk gitu?” Salsa sambil menepuk-nepuk punggungku. Bagaimana
tidak?. Aku langsung teringat kejadian tadi malam Mas Bayu baru saja melamarku. Bahkan Mas Bayu saja belum ku beri jawaban. “Gapapa, eh
udah abis jam istirahatnya, nanti disambung lagi ya, abis ini aku mau meeting
sama bos” cepat-cepat aku akhiri obrolan kami karna ku masih merasa kaget.
“oalah, yaudah..”. kemudian kami berpisah menuju kantor masing-masing.
Sesampaiku
di kantor tiba-tiba aku jadi blank.
Bingung kudu ngapain. Kemudian aku mengalihkan perhatianku untuk fokus meeting siang ini. Setelah meeting, aku kembali ke ruang kerjaku,
mengecek handphone. “Dek, nanti
pulang jam berapa?” pesan dari Mas Bayu “jam 20.00 mungkin mas, soalnya aku mau
nyiapin meeting untuk besok pagi” “oh,
nanti aku jemput ya, daripada kamu naik taksi bahaya udah malem” “okkay”. Sebetulnya aku tidak sedang
mempersiapkan sesuatu. Aku sedang memikirkan jawaban apa yang akan aku berikan
pada Mas Bayu.
Saat ini aku benar-benar bingung. Aku dan Mas Bayu memang tidak memiliki hubungan apapun sebelumnya, kami dekat karena memang berteman sejak SMP. Memang selaa ini Mas Bayu sangat baik padaku, namun ku kira itu hal yang wajar. Sampai akhirnya tadi malam tiba-tiba dia melamarku. Lalu aku harus bagaimana ke Salsa? apa aku cerita saja ke Mas Bayu bahwa Salsa menyukainya.
[Ayah.. nanti Willa pulang agak malem. Nanti Willa dianterin Mas Bayu. Ayah sama Ibun makan duluan aja ya :)] aku mengirim pesan ke Ayah.
[Iya, hati-hati ya nak. Nanti Bayu suruh mampir dulu, ada yang mau Ayah bicarakan.]
[oke, Yah..] tutup ku.
Aku melirik jam ditanganku, sudah jam 19. 40 Wib. Mas Bayu pasti sudah diperjalanan menuju kantorku. kemudian hanphone ku berdering, ku lihat ternyata yang menelpon adalah Salsa, namun ku abaikan, aku masih bingung harus bagaimana menghadapi Salsa. kemudian handphone ku berdering kembali, ku lirik dengan malas. Ternyata Mas Bayu yang menelpon cepat-cepat ku angkat.
"Assalamualaikum, Dek. Udah selesai belum kerjanya?" terdengar suara khas Mas Bayu.
"Waalaikumsalam, iya Mas. Ini Willa mau turun, bentar yah.." jawab ku sambil jalan terburu-buru.
"Ga usah buru-buru Dek, aku tunggu di lobby yah" tutupnya.
Aku segera turun ke lobby hampir berlari lebih tepatnya, entah kenapa hari ini terasa sangat panjang, dan entah kenapa tiba-tiba merasa aku sangat senang akan bertemu Mas Bayu.
"Udah lama yah mas?" basa basi ku, sambil berusaha menutupi rasa yang sedang bergejolak didada.
"Nggak kok, yuk berangkat! mau makan dulu?" jawabnya dengan senyum dan menyodorkan helm untukku.
"Boleh, Mas.." jawabku sambil menaiki vespa miliknya.
Comments
Post a Comment